AMNM Indonesia AMNM Indonesia
  • Home
  • Rukun Islam
  • Politik
  • Kehidupan sehari-hari
  • Memuja
  • Sains
AMNM Indonesia AMNM Indonesia
  • Home
  • Rukun Islam
  • Politik
  • Kehidupan sehari-hari
  • Memuja
  • Sains

Pengertian Adab dan Kedudukannya dalam Islam

Detail
Ditulis oleh Ahmad Lestari
Kategori: kehidupan sehari-hari
Ditayangkan: 02 November 2021
Dilihat: 1057

Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak boleh bersikap semau-maunya. Ada tata krama yang harus diperhatikan saat melakukan segala sesuatu. Begitupun yang diajarkan dalam Islam, ada adab yang harus diikuti umat Muslim.

Abdul Mujieb dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa adab ialah tata krama, moral, atau nilai-nilai yang dianggap baik oleh sekelompok masyarakat. Seseorang yang dapat menjaga adabnya berarti ia berhasil dalam segala hal.

Dalam agama Islam, adab berasal dari dua sumber utama, yaitu Al Quran dan sunnah yang merupakan perbuatan serta kata-kata Nabi. Keduanya merupakan panduan bagi umat Muslim dalam menjalankan aktivitas sehari-hari agar menjadi orang yang beriman dan berakhlak.

Mengutip buku Adab dan Doa Sehari-Hari untuk Muslim Sejati oleh Thoriq Aziz Jayana, kedudukan adab dalam Islam lebih tinggi dari ilmu. Imam Malik pernah berkata kepada muridnya, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.” Begitu pula yang diperintahkan ulama-ulama lainnya.

Islam lebih meninggikan dan memuliakan orang-orang yang memiliki adab/akhlak daripada mereka yang berilmu. Ini juga yang menjadi misi utama kenabian Rasulullah SAW. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlakul karimah.” (HR. Bukhari)

Jadi, kualitas diri seseorang bukan dilihat dari seberapa banyak ilmu yang dimiliki, tetapi bagaimana akhlaknya dalam memanfaatkan ilmunya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mulia akhlaknya.”

Tak hanya itu, adab menjadi salah satu amal yang bisa ditanamkan kepada diri sendiri sebagai bekal pahala di akhirat kelak. Disebutkan dalam hadits, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia.” (HR. Tirmidzi)

Cara Nabi Muhammad SAW Mengendalikan Amarah

Detail
Ditulis oleh Ahmad Lestari
Kategori: kehidupan sehari-hari
Ditayangkan: 02 November 2021
Dilihat: 978

Marah adalah salah satu tanda bahwa manusia memiliki rasa. Namun, jika tidak dikendalikan dengan baik akan berdampak buruk bagi kesehatan hingga psikis.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat. Orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Bukhari)

Dalam mengendalikan emosi, Nabi Muhammad SAW memiliki cara sendiri agar perasaan emosi tersebut tidak menguasai dirinya.

  1. Wudhu
    Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
    “Sesungguhnya marah itu dari syaitan, dan syaitan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
  2. Mengingat Allah SWT
    Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan kita untuk selalu ingat Allah SWT karena jika kita mengingatkannya maka akan memberikan kesejukan di hati.
    “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi)
  3. Mengubah posisi
    Pernah mendengar pernyataan kalau ketika sedang marah sebaiknya ambillah posisi yang lebih rendah? Maksud dari pernyataan tersebut adalah ketika kita sedang marah dalam posisi berdiri, cobalah duduk untuk meredakan marah tersebut.
    Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW menasihatkan:
    "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
  4. Diam lebih baik
    Nabi Muhammad SAW tidak pernah membalas perlakuan buruk atau marahnya seseorang. Karena pada dasarnya, marah adalah bentuk perasaan yang lazim dimiliki manusia.
    Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda:
    "Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
  5. Baca Alquran
    Alquran adalah obat dari penyakit hati. Dengan membaca Alquran, maka perasaan buruk yang menguasai hati akan melebur menjadi perasaan baik secara perlahan-lahan.

Ketika Nabi Muhammad SAW melihat orang sedang marah, beliau pernah bersabda:
"Aku akan ajarkan kalimat-kalimat kalau dia membacanya akan hilang kemarahannya. Kalau dia mengucapkan A'udzubillahi min as syaithoni ar rajiim pasti akan hilang amarahnya." (HR Bukhari dan Muslim)

  1. Anda disini:  
  2. Beranda
  3. Kehidupan sehari-hari